PK Sejahtera Kabupaten Bekasi
 
 

 
Beranda
Peta Situs
Tentang PK Sejahtera
Sejarah PK Sejahtera
Piagam Deklarasi
Visi dan Misi
Kebijakan Dasar
Keanggotaan
Rubrik

Interaktif
Download
Web Links
Buku Tamu
Kirim Artikel
Kontak Kami
Quran Online

Rubrik Utama
Info Keadilan
Kab. Bekasi & Jawa Barat
Parlementaria
Info DPD dan DPC/DPRa
Media Bicara PKS
Dunia Islam
MUSDA - 1

Rubrik Tarbiyah
Kaderisasi
Kisah & Hikmah
Imunitas Da'wah
Wanita & Keluarga
Tsaqafah
Samudera Hikmah
Bina Ruhul Jadid
Ulumul Qur'an

Pesan Singkat
Nama*
Email
Pesan*
  *harus diisi

Tools For Community
Who's Online Now
Statistik Situs

Statistik Situs
         Sejak 1 Mei 2006
Pengunjung : 136243
Hits : 1514581 hits
Bulan Ini : 2113 users
Hari Ini : 111 users
Online : 3 users

   


Harga Hubbud-Dun-Ya (Cinta Dunia)
Senin, 05 Juni 06 - oleh : Redaksi

PKS-Kab.Bekasi OnLine : Kenangan indahnya ghonimah perang Badar masih begitu terasa pada sebagian ummat Islam. Rampasan perang yang pada ummat-ummat terdahulu diharamkan itu, kini dihalalkan Allah SWT bagi ummat Islam.

Keindahan itu masih terus membekas dan turut menjadi pendorong sebagian mereka untuk berangkat dan ikut serta dalam perang Uhud.

Seandainya kita yang mendapatkan harta 'melimpah' itu, tentu banyak hal yang bisa kita lakukan; membayar hutang, modal untuk memulai usaha atau wiraswasta, menikah (kalau masih bujangan), atau menikah lagi bila sudah beristri, membayar kontrakan yang hampir jatuh tempo, bahkan membeli tanah dan membangun rumah sekaligus, membeli mobil, melengkapi isi rumah dengan perabot-perabot 'modern', membayar iurang sekolah anak yang sudah sekian lama menunggak, dan macam-macam lainnya.

Ini jika kita yang menerima dan mendapatkan rapasan perang atau ghonimah itu.

Bagaimana dengan sebagian sahabat nabi SAW pada waktu itu?

Marilah kita simak penuturan Ibnu Mas'ud RA berikut ini:

"Kami tidak merasa bahwa ada seseorang dari sahabat Nabi SAW menginginkan dunia dan perkakasnya sehingga terjadilah peristwia Uhud."

Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak firman Allah SWT berikut ini:

Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih pada urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 152)

Ayat ini menjelaskan bahwa:


  1. Pada awal perang Uhud, Allah SWT telah memenuhi janji-Nya yang berupa
    kemenangan atas kaum musyrikin di bawah pimpinan Abu Sufyan.
  2. Kemudian kaum muslimin tertimpa beberapa hal, yaitu:

    • Fasyal (takut dan lemah)
    • Tanazu' (berselisih)
    • Ma'shiyat (mendurhakai perintah dan tidak taat)

  3. Karena beberapa hal inilah kemenangan yang sangat dicintai itu kemudian
    berubah menjadi kekalahan.
  4. Hal itu terjadi karena ada sebagian kaum muslimin yang menginginkan atau
    mencintai dunia.

Dalam buku-buku sirah disebutkan bahwa pada awal berkecamuknya perang Uhud, kaum muslimin berhasil memukul mundur orang-orang musyrik.

Orang-orang musyrik yang terpukul mundur lari tunggang langgang meninggalkan banyak harta rampasan perang.

Melihat begitu banyaknya harta yang tercecer, sebagian kaum muslimin tergiur untuk segera memunguti dan mengumpulkannya.

Yang lebih fatal, sebagian pasukan pemanah yang ditempatkan di gunung Uhud-pun ikut "turun gunung". Padahal tugas utama mereka adalah membentengi pasukan Islam dari kemungkinan serangan dari belakang.

Benar saja, pasukan musyrik di bawah pimpinan Khalid bin Al Walid (sebelum ia masuk Islam pada kemudian hari) segera menyerang dari belakang, saat melihat pertahanan pada bukit Uhud melemah, melemah karena ditinggalkan banyak penjaganya yang asyik dan sibuk memunguti dan mengumpulkan harta rampasan perang.

Memang benar, yang menginginkan dunia (baca: cinta dunia) bukanlah keseluruhan pasukan Islam (baca: hanya beberapa oknum).

Akan tetapi, bukankah ini menunjukkan bahwa barisan pasukan Islam tidak lagi utuh?

Bukankah ini menunjukkan bahwa tujuan dan target mereka tidak sama lagi? Sebagian menginginkan akhirat dan sebagian lagi menginginkan dunia?

Bukankah pula ini menunjukkan bahwa kejernihan dan kebeningan ikhlash telah terkotori oleh polusi interest pribadi atau kelompok dan cinta dunia?

Kita harus mengingat dan sadar, bahwa perang Uhud bukanlah sekedar perang biasa. Perang Uhud adalah peperangan aqidah (idiologi), peperangan nurani di samping peperang di medan laga. Dan tidak ada kemenangan pada peperangan di medan laga, bila dalam peperangan idiologis dan peperangan nurani kaum muslimin tidak mendapatkan kemenangan. Kita juga harus mengingatkan bahwa perang Uhud adalah peperangan fii sabilillah, dan Allah SWT tidak akan memberikan kemenangan pada peperangan seperti itu jika niat tidak ikhlash, tidak tulus, dan tidak jernih.

Karena adanya perubahan pada hati dan nurani sebagian kaum muslimin itu, berubah pulalah keadaan di medan laga.

Kini pasukan Islam terjepit di antara dua kekuatan musuh. Sungguh, sebuah keadaan yang sangat tidak menguntungkan.

Kaum muslim pun harus membayar mahal atas cinta sebagian mereka kepada dunia itu:


  1. Lima ribu malaikat yang dijanjikan Allah SWT akan diturunkan, tidak jadi
    diturunkan, karena janji itu terkait dengan persyaratan yang harus dipenuhi,
    yaitu: tsabat (tegar), termasuk dihadapan godaan harta.
  2. Dalam peperangan ini, telah terbunuh sebagai syuhada' sebanyak 69
    orang, termasuk di antaranya: Sayyidus Syuhada' Hamzah bin Abi
    Thalib, paman nabi SAW, dan orang yang sangat beliau cintai.
  3. Rasulullah SAW sendiri pada peperangan itu ikut membayar ulah beberapa
    oknum sahabatnya, beliau terperosok ke dalam lubang jebakan yang dibuat kaum
    musyrikin, dan hampir saja beliau SAW terbunuh. Empat gigi depan beliau SAW
    pecah dan tanggal. Muka beliau terluka oleh jepitan topi besi yang beliau
    kenakan.
  4. Belum lagi kerugian-kerugian materiil dan kerugian-kerugian
    lainnya.


Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap tabah, sabar, dan tsabat dalam meniti jalan Allah yang lurus (shiratal mustaqim), termasuk tabah, sabar, dan tsabat dalam menghadapi godaan harta dan "ghonimah" era "REFORMASI". Aamiin.

Oleh : Ust. Musyaffa A. Rahim, Lc.

  Index Rubrik Tarbiyah |   kirim ke teman |   versi cetak


Tidak ada komentar tentang artikel tarbiyah ini.

[ Back To Beranda ]



 
   
Top Download
Prestasi Pemkab Bekasi Saduddin (229)
Jadwal Kampanye Parpol (190)
Tadzkiroh Jabat Tangan (148)
RBT KAMPANYE PKS 2009 (103)

Headline News
Situs Dakwah :
Dakwatuna.com
Al-Ikhwan.net

Pemerintahan :
Presiden RI
LKBN Antara

Media Massa Nasional :
Indosiar News
Detik News
Media Indonesia News
Tempo News
Kompas News
Suara Merdeka News

 
DPD PK Sejahtera Kabupaten Bekasi © 2006
Jl. Perjuangan No.44 RT.02 RW.02 Desa Tambun Kec. Tambun Selatan, Bekasi
Telp. 021-88327165 - email : admin @ pks-kab-bekasi.org
Masukan, kritik dan saran bisa via SMS Admin ke 0857 1905 9415