PK Sejahtera Kabupaten Bekasi
 
 

 
Beranda
Peta Situs
Tentang PK Sejahtera
Sejarah PK Sejahtera
Piagam Deklarasi
Visi dan Misi
Kebijakan Dasar
Keanggotaan
Rubrik

Interaktif
Download
Web Links
Buku Tamu
Kirim Artikel
Kontak Kami
Quran Online

Rubrik Utama
Info Keadilan
Kab. Bekasi & Jawa Barat
Parlementaria
Info DPD dan DPC/DPRa
Media Bicara PKS
Dunia Islam
MUSDA - 1

Rubrik Tarbiyah
Kaderisasi
Kisah & Hikmah
Imunitas Da'wah
Wanita & Keluarga
Tsaqafah
Samudera Hikmah
Bina Ruhul Jadid
Ulumul Qur'an

Pesan Singkat
Nama*
Email
Pesan*
  *harus diisi

Tools For Community
Who's Online Now
Statistik Situs

Statistik Situs
         Sejak 1 Mei 2006
Pengunjung : 136246
Hits : 1515053 hits
Bulan Ini : 2115 users
Hari Ini : 114 users
Online : 6 users

   


Membongkar Dusta Buku "Dialog Bersama Ikhwani"
Jumat, 19 Mei 06 - oleh : Redaksi

PKS-Kab.Bekasi OnLine :

Dusta terhadap al Banna

Kaum jufat rela menodai diri, ilmu dan agamanya demi mencapai ambisinya, yaitu memisahkan generasi dakwah dari arus besar. Berdusta pun rela, asal tujuan tercapai agar tidak ada lagi manusia mau mendekati dan menelaah karya-karya al Banna dan fikrahnya. Namun, dengan karunia Allah 'Azza wa Jalla, upaya itu terbongkar dengan mudah.

Dalam buku kecil, Dialog Bersama Ikhwani, penulisnya telah menempatkan ucapan al Banna tidak pada tempat dan maksudnya. Kami berharap itu tidak mencerminkan akhlak mereka keseluruhan. Sesungguhnya al Banna berkata dalam al Aqaid, �Hal yang paling penting untuk menjadi arah perhatian kaum muslimin sekarang adalah penyatuan kalimat sedapat yang kita lakukan.�

Penulis Dialog Bersama Ikhwani, yaitu Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad asy Syihi telah memanipulasi kalimat al Banna. Kalimat itu dianggapnya sebagai isyarat keinginan al Banna menyatukan berbagai sekte dalam Islam dengan Ahlussunnah, termasuk Nashrani! Subhanallah!

Seandainya orang itu mau jujur, ikhlas, cerdas dan takut kepada Allah swt, tentu ia tidak usah sampai berbohong seperti itu. Teks ucapan al Banna ini � bagi yang membaca secara utuh dari awal hingga akhirnya � ada ketika beliau sedang membicarakan polemik antara paham salaf dan khalaf mengenai asma' was shifat. Kalimat itu adalah nasihat dari beliau kepada kaum muslimin untuk tidak memperpanjang lagi polemik karena yang terpenting adalah persamaan persepsi dan amal soleh yang produktf, bukan pergolakan furu'iyah ringan seperti yang dikatakan Imam Syatibi dan Ibnu Taimiyah. Jadik bisikan dari mana yang membuat Abu Abdillah menjadikan ucapan al Banna sebagai bukti untuk menguatkan tuduhannya yang tidak ilmiah itu bahwa al Banna mencoba menyatukan berbagai aliran yang menyimpang? Seperti biasa, al haq akan sulit ditemukan bagi orang yang memiliki penyakit di dalam hatinya.

Dusta pada kisah Umar Tilmisani (Mursyid 'Am ke-3 IM)

Berbohong adalah salah satu ciri orang munafik dan berbohong tidak mungkin dilakukan orang mukmin sebagaimana yang Rasulullah katakan. Abu Abdillah kembali berbohong dalam bukunya tersebut. Ia berbuat aniaya terhadap Umar Tilmisani. Ia menceritakan bahwa Umar Tilmisani telah menjama' dan qashar solat Ashar hanya untuk nonton film di bioskop, amat tergila-gila pada lagu Ummu Kaltsum, belajar gitar dan dansa ala Perancis dan kegilaan lainnya. Memang, Umar at Tilmisani 'muda' pernah seperti itu, tetapi tulisan Abu Abdillah yang meyebutkan Mursyid 'Am Umar Tilmisani berperilaku seperti itu tidak lain adalah kebohongan yang nyata dan ia (Abu Abdillah) sendiri menyadari kebohongan itu. Sungguh, Umar Tilmisani memang pernah jahiliyah ketika masa-masa mudanya. Ia memiliki gaya hidup glamour dan kebarat-baratan seperti yang ia tulis dalam Dzikrayat la Mudzakkiraat. Di buku itulah ia bercerita tentang ke-jahiliyah-an masa mudanya (dalam buku itulah yang dirujuk Abu Abdillah). Namun setelah itu, Umar mengalami perubahan hidup ketika mulai mengenal Islam melalui dakwah al Banna dan IM. Bahkan, akhirnya ia menjadi tokoh besar dan memiliki kelayakan untuk menduduki jabatan sebagai Mursyid 'Am yang persyaratannya amat ketat. Jadi, sebutan Abu Abdillah � semoga Allah swt mengampuninya � kepadanya bahwa ketika menjadi Mursyid beliau melakukan ke-jahiliyahan-seperti yang dituduhkan adalah dusta. Itu adalah masa lalunya ketika masih jahiliyah dan belum tersentuh Ikhwan, apalagi menjadi Mursyid 'Am. Letak kebohongannya adlah buku yang dirujuk, Dzikrayat la Mudzakkiraat karya Umar Tilmisani, menceritakan kisah hidupnya yang gelap pada masa lalu dan terang pada masa Ikhwan secara lengkap. Artinya, Abu Abdillah membaca juga kalau ke-jahiliyah-an itu adalah masa lalu Umar Tilmisani sebelum menjadi anggota Ikhwan dan jauh sebelum menjadi Mursyid 'Am. Mengapa Abu Abdillah tetap menulis di bukunya bahwa saat jahiliyah itu Umar adalah pimpinan Ikhwan? (lihat kedustaan ini dalam Dialog Bersama Ikhwani, hlm 24-27).

Penceritaan Umar tentang masa lalu dirinya yang kelam bukanlah untuk berbangga-bangga, apalagi untuk dicontoh, melainkan sekedar ingatan yang masih ada. Walau penceritaan ini disikapi sebagian anggota Ikhwan secara keras, ia tetap menceritakannya. Karena kisah jahiliyah para sahabat Nabi saw pun tercatat dalam sejarah. Sesungguhnya, para sahabat Rasulullah saw pun pernah berkumpul dan mereka mengutarakan syair-syair pada masa jahiliyah dan Rasulullah saw mendiamkan hal itu.

Sumber : Al Ikhwan Al Muslimun, Anugerah Allah yang terzalimi - Farid Nu'man

  Index Rubrik Tarbiyah |   kirim ke teman |   versi cetak


Tidak ada komentar tentang artikel tarbiyah ini.

[ Back To Beranda ]



 
   
Top Download
Prestasi Pemkab Bekasi Saduddin (229)
Jadwal Kampanye Parpol (190)
Tadzkiroh Jabat Tangan (148)
RBT KAMPANYE PKS 2009 (103)

Headline News
Situs Dakwah :
Dakwatuna.com
Al-Ikhwan.net

Pemerintahan :
Presiden RI
LKBN Antara

Media Massa Nasional :
Indosiar News
Detik News
Media Indonesia News
Tempo News
Kompas News
Suara Merdeka News

 
DPD PK Sejahtera Kabupaten Bekasi © 2006
Jl. Perjuangan No.44 RT.02 RW.02 Desa Tambun Kec. Tambun Selatan, Bekasi
Telp. 021-88327165 - email : admin @ pks-kab-bekasi.org
Masukan, kritik dan saran bisa via SMS Admin ke 0857 1905 9415