PK Sejahtera Kabupaten Bekasi
 
 

 
Beranda
Peta Situs
Tentang PK Sejahtera
Sejarah PK Sejahtera
Piagam Deklarasi
Visi dan Misi
Kebijakan Dasar
Keanggotaan
Rubrik

Interaktif
Download
Web Links
Buku Tamu
Kirim Artikel
Kontak Kami
Quran Online

Rubrik Utama
Info Keadilan
Kab. Bekasi & Jawa Barat
Parlementaria
Info DPD dan DPC/DPRa
Media Bicara PKS
Dunia Islam
MUSDA - 1

Rubrik Tarbiyah
Kaderisasi
Kisah & Hikmah
Imunitas Da'wah
Wanita & Keluarga
Tsaqafah
Samudera Hikmah
Bina Ruhul Jadid
Ulumul Qur'an

Pesan Singkat
Nama*
Email
Pesan*
  *harus diisi

Tools For Community
Who's Online Now
Statistik Situs

Statistik Situs
         Sejak 1 Mei 2006
Pengunjung : 136243
Hits : 1514798 hits
Bulan Ini : 2113 users
Hari Ini : 111 users
Online : 2 users

   


Islam dan Motivasi Kerja - Bagian 3 Habis
Jumat, 19 Mei 06 - oleh : Redaksi

PKS-Kab.Bekasi OnLine :

Motivator Kerja

Rasa mantap dan motif memperoleh keuntungan besar merupakan ciri khas motivator dalam masyarakat kapitalis. Kesamarataan kesempatan kerja dan pendapatan bagi setiap warga sehingga mereka merasa aman secara ekonomis merupakan hal yang diupayakan dalam sistem sosialis. Adapun Al-Qur'an, sejak lebih dari 1400 tahun silam telah menegaskan adanya jaminan rasa aman dalam hidup manusia dan kemuliaan bekerja.

Al-Qur'an menyatakan: "Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu". (QS. Adz-Dzariyat, 51:22).

"Dan tidak ada suatu makhluk (daabbah) pun di bumi, melainkan Allah lah yang menjamin rezekinya". (QS. Huud, 11:6).

"Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat mencari rezekinya sendiri, Allah lah yang memberi rezeki kepadanya dan juga kepadamu". (QS. Al-Ankabut, 29:60).

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak seorang pun makan makanan yang lebih baik daripada makanan yang dihasilkan dari hasil kerja tangannya sendiri". (HR. Bukhari).

"Seseorang yang terus menerus meminta-minta (memohon santunan) kepada orang lain, pada hari Kiamat nanti ia datang dengan wajah yang tidak berdaging secuilpun". (HR. Muttafaqun 'Alaihi).

"Apabila seseorang bekerja demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya maka itu (dinilai) fi sabilillah. Dan apabila seseorang bekerja untuk menghidupi kedua orang-tuanya yang sudah tua, maka itu (dinilai) fi sabilillah. Dan apabila ia bekerja untuk dirinya, agar dirinya terjaga kehormatannya, maka itu (dinilai) fi sabilillah". (QS. HR. Thabrani).

Masih banyak ayat dan hadits yang memotivasi manusia untuk menekuni pekerjaan agar hidupnya menjadi tenang dan aman. Dari itu pula manusia mampu bersikap positif, serius, tekun dalam bekerja dan yakin terhadap janji Sang Pemberi rezeki. Allah SWT berfirman: "Seandainya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, tentu Kami akan membuka baginya berkah-berkah dari langit dan bumi..." (QS. Al-A'raf, 7:96).

Menyandarkan rezeki kepada Allah bukanlah ajakan untuk bersikap fatalis dan berpangku tangan, melainkan merupakan ajakan untuk bekerja. Berpangku tangan bertentangan dengan hukum dan peraturan hidup manusia dan bertentangan dengan misi yang diemban manusia. Islam mengajak individu untuk mendayagunakan potensi yang dianugerahkan Allah kepadanya untuk bekerja dalam batas-batas kemampuan, tanpa menunggu pemerintah mengurus seluruh keperluannya. Islam mengajak manusia untuk bekerja secara bersungguh-sungguh melalui stimulasi yang sesuai dengan metode akhlak dan da'wah yang mengatur hubungan antara hamba dengan Allah.

Islam memuliakan seseorang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, dan memberkahinya. Yang dituntut dari seorang muslim dalam hal ini adalah tawazun (keseimbangan). Seimbang antara kerjanya untuk mencari ma'isyah dan amalnya untuk bekal kembali ke hadlirat Allah. Seimbang antara urusan dunia dan urusan akhirat. Seimbang antara tuntutan jasmani dan ruhaninya. Dunianya tidak melalaikan dari akhiratnya. Jasmaninya tidak melalaikan ruhaninya.

Allah SWT telah memberikan sifat shalih bagi hamba-hamba-Nya yang membiasakan ibadah di masjid-masjid, dengan firman-Nya: "Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk memuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, dan pada waktu pagi dan petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat, dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang di hari itu hati dan penglihatan akan menjadi goncang". (QS. An-Nur, 24:36-37).

Yang wajib dilakukan oleh orang yang bekerja adalah melaksanakan kerjanya dengan ihsan (berkualitas) dan itqan (profesional). Ihsan dalam bekerja itu termasuk kewajiban syar'i sebagaimana ihsan dalam beribadah. Sabda Rasulullah saw:

"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan atas segala sesuatu". (HR. Muslim).

"Sesungguhnya Allah mencintai seseorang diantara kamu yang apabila bekerja, ia lakukan dengan itqan". (HR. Baihaqi).

Wallahu a'lam bish-shawab.

Oleh : Ust.Syamsul Balda - Arsip Tim Kaderisasi

  Index Rubrik Tarbiyah |   kirim ke teman |   versi cetak


Tidak ada komentar tentang artikel tarbiyah ini.

[ Back To Beranda ]



 
   
Top Download
Prestasi Pemkab Bekasi Saduddin (229)
Jadwal Kampanye Parpol (190)
Tadzkiroh Jabat Tangan (148)
RBT KAMPANYE PKS 2009 (103)

Headline News
Situs Dakwah :
Dakwatuna.com
Al-Ikhwan.net

Pemerintahan :
Presiden RI
LKBN Antara

Media Massa Nasional :
Indosiar News
Detik News
Media Indonesia News
Tempo News
Kompas News
Suara Merdeka News

 
DPD PK Sejahtera Kabupaten Bekasi © 2006
Jl. Perjuangan No.44 RT.02 RW.02 Desa Tambun Kec. Tambun Selatan, Bekasi
Telp. 021-88327165 - email : admin @ pks-kab-bekasi.org
Masukan, kritik dan saran bisa via SMS Admin ke 0857 1905 9415