PK Sejahtera Kabupaten Bekasi
 
 

 
Beranda
Peta Situs
Tentang PK Sejahtera
Sejarah PK Sejahtera
Piagam Deklarasi
Visi dan Misi
Kebijakan Dasar
Keanggotaan
Rubrik

Interaktif
Download
Web Links
Buku Tamu
Kirim Artikel
Kontak Kami
Quran Online

Rubrik Utama
Info Keadilan
Kab. Bekasi & Jawa Barat
Parlementaria
Info DPD dan DPC/DPRa
Media Bicara PKS
Dunia Islam
MUSDA - 1

Rubrik Tarbiyah
Kaderisasi
Kisah & Hikmah
Imunitas Da'wah
Wanita & Keluarga
Tsaqafah
Samudera Hikmah
Bina Ruhul Jadid
Ulumul Qur'an

Pesan Singkat
Nama*
Email
Pesan*
  *harus diisi

Tools For Community
Who's Online Now
Statistik Situs

Statistik Situs
         Sejak 1 Mei 2006
Pengunjung : 136243
Hits : 1514703 hits
Bulan Ini : 2113 users
Hari Ini : 111 users
Online : 2 users

   


Kemana PKS Akan Berpaling ?
Kamis, 19 Februari 09 - oleh : redaksi

PKS-Kab.Bekasi OnLine : PKS agaknya sudah gregetan ingin meninggalkan gelanggang koalisi dengan SBY. Tetapi, parpol bernomor urut delapan itu emoh bergandengan mendukung capres PDI Perjuangan, Megawati. Lantas ke mana PKS sebaiknya berpaling?

Kian mantapnya perubahan PKS ini menyusul sikap Mahkamah Konstitusi yang menolak permohonan pengujian UU No 42/2008. "Sesuai hitung-hitungan PKS, kalau syarat pengajuan calon sebesar 20% kursi DPR atau 25% perolehan suara sah nasional, maka pasangan calon presiden itu paling banyak tiga pasang," jelas Presiden PKS Tifatul Sembiring.

Karena itu, PKS berpikir untuk memunculkan capres alternatif selain SBY dan Megawati. Untuk mencapai tujuan itu, komunikasi politik pun gencar dibangun ke berbagai pihak. "Satu lagi perlu dimunculkan supaya lebih menarik. Kalau ada yang lebih menarik, PKS mungkin akan mendukung yang alternatif. Capres alternatif itu bisa dimunculkan, sekarang kan belum muncul saja. Tetapi paling tidak PKS sekarang sedang mencari arah koalisi," tambah Tifatul.

Siapa partner yang layak bagi PKS? Banyak analis berpendapat Partai Golkar adalah mitra yang tepat untuk digandeng. Apalagi, sejauh ini partai berlambang beringin itu siap mengajukan capres sendiri. "Suara partai golkar sangat besar sehingga tidak menutup kemungkinan mereka akan mengusung capres sendiri," urai pengamat politik Airlangga Pribadi.

Staf pengajar FISIP Universitas Airlangga ini mengungkapkan PKS bisa saja mengusung capres internal. Tetapi hal itu baru dapat diwujudkan bila PKS menjadi pemenang pemilu. "Tifatul tersebut merupakan sinyalemen bahwa dia dan partainya tidak akan masuk kedalam blok S (SBY) dan blok M (Mega). Tergantung pada pemilu legislatif," tandasnya.

Airlangga menambahkan tidak tertutup kemungkinan PKS menggandeng Partai Hanura maupun Partai Gerindra dengan mengajukan Wiranto atau Prabowo. Namun, koalisi itu tetap akan merujuk hasil pemungutan suara 9 April mendatang. "Kemungkinan yang sangat besar, jika Partai Golkar mempunyai capres. Baik Sultan maupun JK yang akan diusung oleh Partai Gaolkar tidak menjadi masalah bagi PKS. Mereka (PKS) akan menempati RI-2," cetusnya.

Wakil Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Sudar Dwi Atmanto menilai saat ini PKS memang sedang menunggu kepastian dari Golkar. Bila Golkar menyatakan mengusung capres sendiri dan unggul dari Partai Demokrat maka PKS kemungkinan akan berpaling dari SBY.

"Jika hasil Rakonas Partai Golkar berhasil mendapatkan capres untuk diusung untuk pilpres maka PKS akan mengikut ke Partai Golkar," tutur Sudar.

Menurutnya, siapapun yang akan dicalonkan Golkar, PKS kemungkinan akan menyokong capres tersebut. Pastinya, lanjut dia, tokoh yang akan dipilih yang mampu menyaingi kepopuleran SBY dan Mega yakni JK dan Sultan Hamengku Buwono. "PKS tentu berpikir rasionil. Figur yang dipilih adalah individu-individu yang mempunyai popularitas dan elektabilitas yang sangat besar untuk menandingi SBY dan Mega," tegasnya.

Koalisi dengan Golkar, papar Pengamat Politik Adrianus Harsawaskita, dibutuhkan agar parlemen tetap bisa dikuasai pemerintah. Ia menduga parpol besar seperti Golkar, PDI Perjuangan dan Demokrat akan banyak menyabet kursi dewan. Sementara parpol baru seperti Hanura dan Gerindra masih belum bisa diharap banyak. "Jika harus memilih, maka PKS akan memilih untuk merapat ke Partai Golkar untuk membentuk koalisi alternatif," cetus dosen FISIP Universitas Katolik Parahyangan ini.

Geliat PKS menyodorkan ide capres alternatif memang tidak mudah. Sebagai parpol menengah, PKS tentu tetap membutuhkan parpol kakap yang memiliki ideologi berbeda alias nasionalis.

Perbedaan azas parpol ini menjadi penting untuk lebih leluasanya kandidat yang diusung PKS dengan blok alternatif. Di satu sisi, PKS dapat menyumbang massa fanatiknya. Sedangkan di sisi lain, pemilih yang berasal dari non-Islam juga bisa diraih.

Tetapi, sudah semestinya PKS terus konsisten berinisiatif merajut blok alternatif ini. Dengan begitu, peran dan posisi PKS dalam koalisi nantinya akan bisa mendapat porsi lebih. Artinya, siapapun capresnya, untung besar tetap buat PKS.[L4]

Sumber : Inilah.com

  kirim ke teman |   versi cetak


Ada 1 komentar tentang artikel ini :

kader batam
Minggu, 22 Maret 09 - oleh : ukhti Fitri
berkoalisi dengan siapa pun tafadhol....
asalkan bisa membawa negeri ini ke yang lebih baik lagi dengan tidak meninggalkan Allah ghoyatuna dan Arrasul qudwatua dan tetep bersih peduli dan profesionall..........afwan

Formulir Komentar | Aturan >>

Nama
Email
Judul Komentar
Komentar

[ Back To Beranda ]



 
   
Top Download
Prestasi Pemkab Bekasi Saduddin (229)
Jadwal Kampanye Parpol (190)
Tadzkiroh Jabat Tangan (148)
RBT KAMPANYE PKS 2009 (103)

Headline News
Situs Dakwah :
Dakwatuna.com
Al-Ikhwan.net

Pemerintahan :
Presiden RI
LKBN Antara

Media Massa Nasional :
Indosiar News
Detik News
Media Indonesia News
Tempo News
Kompas News
Suara Merdeka News

 
DPD PK Sejahtera Kabupaten Bekasi © 2006
Jl. Perjuangan No.44 RT.02 RW.02 Desa Tambun Kec. Tambun Selatan, Bekasi
Telp. 021-88327165 - email : admin @ pks-kab-bekasi.org
Masukan, kritik dan saran bisa via SMS Admin ke 0857 1905 9415