|
Sejak 1 Mei 2006 Pengunjung : 136243 Hits : 1514835 hits Bulan Ini : 2113 users Hari Ini : 111 users Online : 2 users |
|
|
|
|
Mengapa Ulama Saudi Cenderung 'Bungkam' Atas Tragedi Libanon? Jumat, 21 Juli 06 - oleh : Redaksi
PKS-Kab.Bekasi OnLine : Hingga saat ini, publik, pelajar dan mahasiswa Saudi Arabia masih diliputi ketidakmengertian atas sikap ulama Saudi yang tetap diam dan tidak menjelaskan sikap mereka terhadap tragedi pembantaian kaum Muslimin di Libanon oleh tentara Israel. Padahal agresi militer Israel ke Libanon telah melebihi tiga pekan, dan memakan korban lebih dari 300 orang.https://https://https://https://https://
Sejumlah pengamat memandang sikap `tutup mulut' ulama Saudi ini terkait dengan trauma sebagian mereka pada tahun 90-an, saat mereka secara vokal menentang sikap kerajaan yang memberi izin pangkalan militer AS di Saudi untuk `membantu' Kuwait yang dianeksasi oleh Irak. Ketika itu, sejumlah ulama yang vokal menentang, mendapat risiko penangkapan dari pihak kerajaan. Terlebih lagi, beberapa waktu lalu, kerajaan Saudi secara resmi malah mengkritik Hizbullah Libanon yang menahan dua serdadu Israel pada 12 Juli lalu dan berhasil menewaskan 8 orang tentara Israel.
Salah seorang mahasiswa di Jeddah, mengatakan kepada Islamonline, dirinya memang heran dan terkejut dengan sikap diam para ulama. "Meski sudah berbagai pertemuan dan seminar digelar para ulama di musim panas ini, di mana para pemuda hadir dalam acara-acara tersebut, tapi para ulama tetap lebih mengutamakan diam terhadap tragedi yang kini berlangsung di Libanon."
Meski serangan Israel membombardir Libanon sudah sangat melanggar ketentuan Internasional dan memakan banyak sekali korban sipil, toh berbagai situs para ulama dan tokoh Saudi tidak memuat apa-apa tentang sikap mereka. Situs-situs itu hanya memuat perkembangan berita terkait perang Israel dan Libanon, tanpa mengiringinya dengan sikap yang mereka ambil.
Tapi sikap diam ini sudah sedikit berubah, Syaikh DR. Fahd bin Salman Audah, pengelola situs Islamolyaom, berinisiatif memanfaatkan peristiwa ini guna lebih menggalang kebersamaan dan kesatuan pandangan terhadap masalah ini. Ia menyerukan kaum Muslimin untuk melepaskan perselisihan dan perbedaan untuk sementara ini. "Kita selaku para da'i dan ulama, harus memikul tanggung jawab krisis demi krisis ini, dari sudut keimanan bahwa Allah swt akan memberi hukum yang adil," ujarnya.
Ia juga menyebutkan, "Kewajiban kita adalah turut merasakan penderitaan Muslim Libanon dan tidak membiarkan Israel bertingkah seperti polisi dunia yang bisa melakukan apa saja semaunya."
Meski sebagian besar para ulama dan tokoh agama Saudi masih diam, namun para budayawan Saudi sudah menjelaskan sikap mereka. Beberapa waktu lalu, 73 tokoh budayawan Saudi mengecam habis tindakan Israel atas Libanon. Mereka lalu menuntut negara-negara Arab untuk membela Libanon dan Palestina. Mereka bahkan mengkritik sikap kerajaan Saudi yang justeru melontarkan kritik terhadap Hizbullah Libanon, karena hal itu akan dianggap sebagai lampu hijau bagi Israel untuk lebih mengintensifkan kekuatan penghancurnya untuk melumpuhkan Libanon yang penduduknya mayoritas Muslim. (na-str/iol)
Sumber : eramuslim.com
kirim ke teman | versi cetak Ada 2 komentar tentang artikel ini :
bantuan arab saudi buat libanon dan palestina Selasa, 22 Agustus 06 - oleh : Ibnu | https://news.bbc.co.uk/2/hi/521 4354.stm
Saudi king offers Lebanon $1.5bn
King Abdullah of Saudi Arabia has promised to give $500m to Lebanon to pay for reconstruction.
He also approved $1bn for the Central Bank of Lebanon to support the economy.
The Saudi monarch warned that Israel's military offensives in Lebanon and Gaza could ignite a war in the region.
He has held talks with Egypt's President Hosni Mubarak in the Saudi capital Riyadh ahead of a conference on Lebanon in Rome on Wednesday.
Pressure on the Lebanese pound has risen over the past fortnight during the military action by Israel in response to Hezbollah's capture of two Israeli soldiers in a cross-border attack.
Lebanon billions adrift
Experts estimate the damage to the Lebanese economy at around $2bn, with investors and tourists fleeing, and believe that the government is set to lose out on $600m in earnings.
Saudi Arabia has been a major backer of Lebanon since the 1975-1990 civil war was ended with a peace deal in the Saudi town of Taif.
If the peace option fails because of Israeli arrogance, there will be no other option but war
The king has coupled his aid promises with unusually forthright comments about the crisis.
"Saudi Arabia warns everybody that if the peace option fails because of Israeli arrogance, there will be no other option but war," he was quoted as saying by state media.
Saudi Arabia and Egypt have called for an immediate halt to the Israeli offensive but have also blamed Hezbollah for starting the fighting.
That criticism sparked a wave of anger in the Arab world.
The BBC's Magdi Abelhadi in Cairo says there is a fear that the scale of Lebanese casualties is being used by radical opposition groups across the region to mobilise public opinion against moderate leaders like King Abdullah and President Mubarak.
UN appeal
The Saudi government is also to give $250m to the Palestinians, who are suffering the effects of an Israeli onslaught following the capture of an Israeli soldier by Gaza-based militants.
The Saudi aid pledges come after the UN on Monday launched a $150m (�81m) aid appeal for Lebanon.
The Urn's top humanitarian official, Jan England, said the money was needed to help feed and shelter about 800,000 civilians caught up in the conflict.
The US has announced a $30m package to ease the suffering of civilians.
The EU has already pledged $12.6m in aid.
Story from BBC NEWS:
https://news.bbc.co.uk/g o/pr/fr/-/2/hi/middle_east/521 4354.stm
Published: 2006/07/25 16:49:33 GMT
� BBC MMVI
https://www.saudinf.com/main/ y6736.htm
10/02/2004 Saudi support for Palestine
Cairo, 10th February 2004
The Kingdom transferred $15,400,000 to support the budget of the National Palestinian Authority.
Saudi representative at the Arab League, Faisal Tirad, said in a press statement today that the sum represented the instalments of December 2003 and January 2004 for support of the National Palestinian Authority, based on directives issued by Custodian of the Two Holy Mosques King Fahd bin Abdul Aziz and in accordance with resolutions approved by the Beirut Arab Summit in 2002.
Source: SPA
https://news.bbc.co.uk/2/hi/m iddle_east/4795574.stm
Hamas claims strong Saudi support
Hamas has claimed "excellent" Saudi backing for the Palestinian Authority amid US and EU threats to cut funding after the group's election win.
A delegation of Hamas leaders has been visiting Riyadh as part of a tour to enlist financial and political support for the new government it is forming.
Saudi Arabia has traditionally been one of the biggest financial backers of the Palestinian Authority.
There was no immediate comment from the Saudis after the Hamas visit.
We did not go into numbers but they promised excellent support
Ezzat El-Resheq
Hamas delegate
Hamas five-strong delegation, including exiled leader Khaled Meshaal, had talks with Foreign Minister Saud al-Faisal and Prince Muqrin bin Abdul-Aziz, the Saudi intelligence chief.
"They affirmed that political and financial aid to the Palestinian Authority and Palestinian people would continue," delegation member Ezzat El-Resheq told Reuters news agency in Riyadh.
"We did not go into numbers but they promised excellent support."
Unswayed
Saudi Arabia earlier rejected US calls to isolate Hamas because of its attacks on Israel.
"We hope that as a government, they will represent the interests of the Palestinian people and we are waiting for them to show us what kind of leadership they are going to provide to the Palestinian movement," Prince Faisal said.
"We are not prejudging or putting conditions on them."
The European Union warned on Friday it would cut funding for a Hamas-led government if it failed to renounce violence and recognise Israel.
On a recent tour, US Secretary of State Condoleezza Rice attempted, without success, to persuade Saudi Arabia and other Gulf states to cut funding for the new Hamas-led Palestinian government.
Story from BBC NEWS:
https://news.bbc.co.uk/g o/pr/fr/-/2/hi/middle_east/479 5574.stm
Published: 2006/03/11 22:14:00 GMT
� BBC MMVI |
Arab tidak istimewa Sabtu, 22 Juli 06 - oleh : Muba ZR | Pemerintah Arab dan masyarakatnya, terutama kaum tuanya baik secara biologis maupun secara budaya, tenggelam dalam kenikmatan hidup sehingga tidak lagi peduli terhadap orang lain (dan suku-suku lain). Mereka paham betul bahwa Bangsa Palestina dan Bangsa Libanon, juga Bangsa Yahudi, bukanlah Arab, sehingga membantu mereka bukanlah sebuah prioritas, kecuali untuk menjaga martabat mereka (Arab) agar "makan dan tidur" mereka tidak terganggu.
Itulah juga yang terjadi ketika bencana tsunami melanda Aceh, bantuan mereka sangat ala kadarnya. Saya, sebagai seorang jemaah di salah satu mesjid Arab di salah satu kota di Perancis, merasakan itu. Bersama teman-teman PPI kita melakukan kampanye penghimpunan dana dengan berbagai poster dan selebaran. Ketika saya menemui pengurus mesjid untuk menempelkan poster itu di mesjid, dia menolak..!! Astaghfirullah...!! Tidak ada hari kebencian saya terhadap orang Arab lebih dari hari itu..!!
Barulah ketika kritik dari sana sini bermunculan, para Pangeran dari Arab itu merasa terganggu "makan dan tidur"nya sehingga difatwakanlah kata-kata magis: "Kita, Bangsa Arab, lebih berhak membantu Aceh". Saya tidak tahu mengapa meraka memilih kata "hak" daripada kewajiban.
Seorang muallaf orang bule datang ke Mesir, dan melihat kehidupan Arab Mesir yang secara tradisional adalah muslim. Sambil mengelus dada dia berkata: "Alhamdulillah saya tidak belajar Islam dari orang Arab".
Rasulullah SAW dan banyak Nabi lainnya adalah bangsa Arab. Mungkin olok-olok seorang teman benar adanya: "Bangsa Arab itu jangan merasa bangga dengan diturunkan oleh Allah para nabi; itu hanya menunjukkan bejatnya mereka sudah kelewatan, sehingga perlu diturunkan nabi (bahkan nabi-nabi) untuk mereka." |
Formulir Komentar | Aturan >>
[ Back To Beranda ]
|
|
|
|
|
|