|
Sejak 1 Mei 2006 Pengunjung : 136248 Hits : 1515456 hits Bulan Ini : 2117 users Hari Ini : 115 users Online : 2 users |
|
|
|
|
Relawan Medis Malaysia Gabung ke Posko P2B PKS Rabu, 07 Juni 06 - oleh : Redaksi
PKS-Kab.Bekasi OnLine : Tim Medis dari Yayasan Amal Kelantan Malaysia bergabung dengan Tim Medis Gabungan yang tediri dari PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat), BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia), Baituz Zakat Bekasih, dan P2B (Pos Penanggulangan Bencana) PKS. Secara bersama-sama tim medis dari Malaysia itu akan menyelenggarakan layanan medis untuk korban gempa, terutama menangani penyakit ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), diare, dan psikosomatis.
Tim medis dari Malaysia ini rencananya akan datang dalam tiga gelombang. Gelombang pertama datang lima dokter dan tiga perawat. Selama sepekan, tim medis gelombang pertama ini akan melaksanakan layanan medis bersama tim medis gabungan di di Posko P2B PKS Bayat, yang berlokasi di SDN Banyuripan, Bayat. Selain itu mereka juga akan keliling ke posko-posko P2B PKS lainnya yang ada di wilayah Klaten.
Mohd.Nazeli Bin Ahmad, salah satu anggota tim medis Malaysia menyatakan, kedatangan mereka adalah ingin sesama saudara serumpunyang sedang dalam kesulitan. "Semoga kami dapat membantu masyarakat yang menjadi korban bencana di sini," tutur Nazeli, yang juga Vice President Majelis Intelek dan Graduan Kelantan.
Dia menyebutkan, pihaknya perlu melakukan kerja sama dengan relawan lokal agar program-program yang mereka buat bisa berkelanjutan. "Karena relawan lokal yang mengetahui kondisi lapangan," katanya.
Akan halnya kenapa memilih tim medis gabungan dia menyatakan, tim medis ini banyak memiliki posko, baik di Jawa Tengah maupun Yogyakarta. Posko P2B PKS sendiri tersebar di 37 titik dengan jumlah relawan mencapai 1.500 orang.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Posko Medis Gabungan dr. Ahmad menuturkan, kerjasama relawan luar negeri sangat diperlukan karena tenaga ahli dan peralatan medisnya dapat dimanfaatkan untuk menolong korban yang luka-luka. Menurut dia, layanan kesehatan gabungan ini mampu menangani lebih dari seratus pasien per harinya.
Pasien Pasca Operasi Butuh Penanganan Serius
Sementara itu pemulihan kesehatan pasien korban gempa Yogya-Jateng harus mendapatkan perhatian serius. Penanganan intensif luka terbuka, luka jahit apalagi pasca operasi butuh waktu minimal 3-5 hari. Jika tidak luka dapat berkembang jadi infeksi. Belum lagi kondisi lingkungan yang kurang kondusif untuk pasien, seperti tinggal di tenda seadanya atau banyaknya debu dari puing reruntuhan rumah bisa jadi dapat memperparah luka.
Karena itu Posko medis gabungan membuka layanan medikasi (kontrol) pasien pasca operasi bekerja sama dengan tim medis RS Kustati Solo. Tim yang dikoordinatori oleh dr Bambang, Bagian Medikaterapi dan Fisioterapi RS Kustati akan langsung jemput bola ke lapangan untuk menangani pasien pasca operasi.
Selama gempa, posko medis gabungan yang diketuai oleh dr. Martanto, yang juga Ketua Deputi Kesehatan dan Sosial DPW PKS Jateng ini telah membuka layanan medis dengan dua metode. Layanan di posko medis induk (menetap) berpusat di depan kantor kecamatan Wedi dengan rata-rata pasien 100 orang per hari, buka pagi jam 08.00 � 12.00 wib dan jam 14.00 - 20.00 wib, serta layanan medis mobile ke posko-posko pengungsi terbagi dalam tiga tim per hari di mana setiap tim terdiri dari satu dokter, dua apoteker, dan tiga perawat dengan rata-rata pasien 75 orang per hari.
Sumber : pk-sejahtera.org kirim ke teman | versi cetak Tidak ada komentar tentang artikel ini.
Formulir Komentar | Aturan >>
[ Back To Beranda ]
|
|
|
|
|
|