|
Sejak 1 Mei 2006 Pengunjung : 136249 Hits : 1515479 hits Bulan Ini : 2118 users Hari Ini : 116 users Online : 3 users |
|
|
|
|
PKS Jateng Sesalkan Pembongkaran Tenda SD Darurat di Sukoharjo Kamis, 08 Juni 06 - oleh : Redaksi
PKS-Kab.Bekasi OnLine : Partai Keadilan Sejahtera Jawa Tengah menyesalkan pembongkaran tenda darurat untuk kegiatan belajar mengajar siswa SDN Tegalsari IV, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, yang didirikan Pos Penanggulangan Bencana (P2B) PKS Jateng.
Ketua DPW PKS Jateng Arif Awaluddin dalam pernyataannya yang diterima di Semarang, Rabu, mengatakan, pemerintah dan masyarakat perlu bersikap bijaksana dalam menghadapi situasi darurat pascabencana dengan mengedepankan kepentingan korban gempa.
Wali murid SDN Tegalsari IV, Selasa (6/6) marah akibat tenda yang digunakan untuk belajar anak-anak mereka dirobohkan atas permintaan pihak sekolah berdasarkan surat tertanggal 6 Juni 2006 nomor 421.2/39/VI/2006 yang ditanda tangani oleh Kepala Sekolah SD in Suwarno, S.Pd.
Menurut Suwarno, surat tersebut dibuat berdasarkan Surat Edaran Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Weru Nomor 052/209/2006. SE itu keluar akibat desakan dari Barisan Rakyat Membangaun (BRM) yang tidak ingin ada politisasi bencana.
Menurut Arif, pembongkaran tenda sekolah darurat itu tidak perlu terjadi bila terjalin komunikasi, karena apa yang dilakukan PKS demi kelanjutan proses belajar siswa di daerah bencana yang sekolahnya rusak akibat gempa.
Peristiwa itu tidak perlu terjadi jika semua pihak mau duduk bersama dan berkomunikasi untuk menyelesaikan dampak bencana kemanusiaan ini, katanya."Prioritas PKS adalah segera tertolongnya masyarakat yang mengalami musibah, dengan tetap memperhatikan aspek admistrasi pengawasan dari auditor independen," katanya.
Ia menegaskan, pihaknya dengan senang hati melepaskan atribut PKS di fasilitas umum yang didirikan, sepanjang dikomunikasikan bersama secara baik-baik. Pemkab seharusnya melihat realitas dan skala prioritas sehingga mampu memberikan ruang bagi semua elemen masyarakat untuk berkontribusi.
"Tidak ada instruksi PKS untuk memperbanyak lambang partai, namun dengan adanya lambang mempermudah pelaksanaan audit," katanya.Arif mengatakan, pihaknya mencoba membantu pemerintah dan masyarakat sekuat tenaga untuk meringankan beban para korban.
"Kalau kita tidak bekerja dianggap hanya mengeksploitasi masyarakat saat pemilu saja. Tetapi ketika bekerja juga dipandang negatif," katanya. Sampai saat ini, menurut Arif, di Klaten PKS sudah mendirikan 15 tenda sekolah darurat dengan 75 sukarelawan pengajar, sedangkan di Sukoharjo ada empat tenda sekolah darurat dengan 20 relawan.
"Jika belum ada alternatif, PKS tak mungkin merobohkan tenda-tenda tersebut, karena semuanya didirikan atas permintaan warga. Selain itu anak-anak didik sangat memerlukannya," katanya. Ia mengatakan, sejak awal pihaknya menunggu bisa berkoordinasi guna melakukan pembahasan keterlibatan dalam penanggulangan bencana.
"Sampai saat ini kita mendirikan 27 posko dengan lebih dari 270 relawan setiap hari, jangan sampai hanya permasalahan komunikasi menyebabkan saling berburuk sangka. PKS siap diajak berkoordinasi," katanya.
Sumber : Republika kirim ke teman | versi cetak Tidak ada komentar tentang artikel ini.
Formulir Komentar | Aturan >>
[ Back To Beranda ]
|
|
|
|
|
|