PKS-Kab.Bekasi OnLine : Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu pilar sukses sebuah organisasi, lembaga, partai atau perkumpulan apapun adalah soliditas mereka secara struktural. Soliditas struktural dibangun melalui visi dan misi yang sama, sasaran dan target yang menyatu dalam diri orang-orang yang berada dalam struktur tersebut.
Bila visi memang kuat dan misi yang benar-benar jelas, sebenarnya tidak terlalu penting siapa menjabat apa, atau siapa di posisi mana. Yang jauh lebih urgen dari itu adalah bagaimana setiap individu mampu berfungsi dan menjalankan perannya dengan baik dan optimal.
Karena itulah, di tubuh Partai Keadilan Sejahtera, kita tidak perlu berambisi untuk tampil sebagai pemuncak di struktur manapun, dari struktur tertinggi DPP hingga DPRa. Apalagi bila sampai kemudian menggalang kekuatan, membentuk tiim sukses untuk menempatkan dirinya sebagai yang terbesar, terdepan atau tertinggi di dalam struktur tersebut. Namun demikian, bila akhirnya jabatan tersebut diserahkan pada kita, maka tidak ada pilihan lain bagi kita selain menerimanya seraya berserah diri kepada Allah, dan berusaha beekrja dan menjalankan fungsi dan perannya dengan baik.
Semua itu, hanya bisa dicapai, bila visi dan misi dakwah ini kita pahami secara jelas. Maka selalu saja, kefahaman menmdahului soliditas.
Fungsi setiap kader dalam struktur dakwah sangatlah startegis. Sebab di tangannya roda dakwah ini dikelola dan diatur.
Ada beberapa fungsi kader dalam struktur:
Pertama, Sebagai Perekat
Setiap individu yang berada dalam sebuah organisasi, atau bahkan dalam satu struktur, tentu memiliki karakter, sifat, dan tipikal yang berbeda-beda. Tapi perbedaan itu hendaknya dijadikan sebagai keunikan dan keistimewaan tersendiri yang harus mampu bersinergi dalam sebuah team work. Bukan sebagai benih untuk menciptakan jurang perbedaan dan perselisihan yang lambat laun akan menghancurkan tim tersebut.
Maka salah satu fungsi seorang ketua, misalnya, adalah mensinergikan seluruh potensi tersebut, sekaligus menjadi perekat di antara setiap individu yang memiliki latar berbeda-beda itu. Kita tentu menyadari bahwa tidak ada satu organisasi atau institusi manapun di muka bumi ini yang tidak memiliki celah dan peluang untuk saling berselisih.
Hatta yang bernama Partai Keadilan Sejahtera yang juga adalah Partai Dakwah. Namun demikian, fungsi ini tidak seharusnya hanya menjadi tanggung jawab sang pemimpin, tapi ia juga menjadi tanggung jawab bersama bagi setiap individu dalam struktur tersebut.
Kedua, Saling Takaful
Sebuah team work juga tidak akan selalu dipenuhi oleh orang-orang yang piawai dan istimewa pada bidangnya, tidak menutup kemungkinan ada di antara mereka yang kemampuan dan kapasitas dirinya hanya 60% atau 70% untuk mengemban amanah yang diberikan kepadanya. Atau waktu yang dimiliknya membuatnya keteteran menyelesaikan tugas tersebut. Ini adalah situasi sulit yang kerap dihadapi oleh setiap kita yang berkecimpung dalam gerakan dakwah di tengah amanah yang tidak sedikit.
Karena itu, keterbukaan, saling memahami dan saling mendukung adalah langkah awal untuk memperbaiki berbagai kekurangan dan kelemahan yang terjadi dalam struktur tersebut. Seorang Ketua DPW, DPD, DPC atau bahkan bidang-bidang tertentu-misalnya, tidak bisa berkata bahwa program rekrutmen kader baru adalah tugas dan tanggung jawab BPK dan unsur-unsur yang ada di dalamnya saja. Sukses dan tidaknya program �Am Tarbawi in ihanya ditentukan oleh mereka. Ungkapan seperti ini adalah sebuah kesalahan besar yang dapat meruntuhkan semangat kebersamaan, dan tentu saja hanya melahirkan kegagalan demi kegagalan.
Ketiga, Sebagai Motivator
Fungsi lain struktur adalah sebagai motivator. Artinya, para kader yang berada di struktur harus terus menerus mengalirkan semangatnya. Mengingatkan kembali bahwa kerja-kerja rekrutmen dan dakwah ini adalah kebutuhan bagi keberlangsungan dakwah ini (haajah masiriyyah). Menghibur bila kader sedang punya masalah, menyemangati ketika lesu, dan memberi apresiasi positif dan serta penghargaan ketika berprestasi.
Keempat, Sebagai Pengelola Mekanisme Kontrol
Seluruh kerja-kerja �Am Tarbawi ini, sebagaimana kerja-kerja lain, perlu dikawal seterusnya. Harus ada evaluasi berkala. Agar kita mengetahui pertumbuhan dan perkembangan yang kita capai. Evaluasi, dalam hal ini sangat diperlukan peranan struktur. Dari mulai ketua-ketua unit pembinaan hingga pejabat struktur partai di level manapun.
Begitulah tanpa soliditas strukturakl yang kokoh, tanpa kebersamaan, program-program �Am Tarbawi ini secara logika akan sulit sekali meraih kesuksesan.
Sumber: Taujih �Am Tarbawi, DPW PKS