8 PKS | DPD Kabupaten Bekasi
Rubrik : Kaderisasi
Jangan Mau Jadi Kopral Macet !
Senin, 26 Juni 06 - by : Redaksi
PKS-Kab.Bekasi OnLine : Pangkat maksimal seorang PNS dengan pendidikan SMA atau Diploma adalah Pengatur Muda atau lebih gampangnya golongan 2A, berhenti sampai di situ jika pendidikannya tidak dilanjutkan ke jenjang berikutnya. Meski masa kerjanya masih panjang, ketentuan naik pangkat setiap empat tahun sekali tidak lagi berlaku bagi PNS seperti ini. Maka ia harus berpuas diri berkarir sampai di situ sampai nanti masa pensiun tiba. Untuk bisa naik ke pangkat selanjutnya harus bisa menunjukkan ijazah S1 yang di akui oleh instansinya, disamping juga didukung dengan DP3 setiap tahunnya yang harus bernilai minimal "Baik". Kalau syarat ini tidak bisa dipenuhinya.. maka bersiap - siaplah menjadi Kopral Macet� hii�

Begitupun dalam tarbiyah. Sejatinya kelompok - kelompok tarbiyah, sebagaimana makna harfiyahnya adalah menumbuh kembangkan orang - orang yang terlibat di dalamnya. Tumbuh kembang yang meliputi segala aspek pribadi - pribadi setiap insan, baik pemikirannya (fikriyyah), fisiknya (jasadiyah) dan jiwanya (ruhiyah). memunculkan pribadi - pribadi muslim yang akan menebar amal - amal bermanfaat di masyarakat.

Namun kenyataan tak selalu sesuai dengan konsep. Ada kegagalan atau penyimpangan dari konsep yang terjadi di lapangan. Maka bukan hal mengherankan tak semua orang - orang yang terlibat dalam tarbiyah itu bisa tumbuh dan berkembang sesuai konsep tarbiyah itu sendiri. Berikut ada beberapa contoh orang - orang tersebut :

Pertama sebut saja namanya Heri : ia sudah lalu lalang di dunia tarbiyah dalam hitungan belasan tahun. Dalam kurun waktu itu sudah entah berapa kali ia pindah kelompok. Dan akhir - akhir ini ia merasakan sesuatu yang menyadarkannya, selalu saja orang - orang yang datang bergabung bersamanya di kelompok tarbiyah itu adalah orang - orang muda, orang - orang yang baru baginya.

Kedua sebut namanya Titi, semasa lajang masa - masa tarbiyah Titi terlihat begitu dinamis, berubah terus, berkembang terus. Hampir tak ada kegiatan yang Titi tak terlibat di dalamnya, ya sebagai panitia, peserta atau bahkan pembicara. Sampai masa lajang di akhiri, memasuki dunia pernikahan, perubahan tak dapat ditepis. Begitu pula yang terjadi dengan perjalanan tarbiyah Titi, aktivitasnya mulai menurun seiring dengan bertambahnya amanah anak dalam pernikahannya. Tak dinyana setelah sekian tahun pernikahannya, sekarang sekedar ikut halaqoh rutin saja sudah alhamdulillah..

Ketiga kita sebut saja ia Rudi, setelah 15 tahun perjalanan tarbiyahnya, Rudi merasakan kebosanan, jenuh, temannya kelompok tarbiyahnya silih berganti datang dan pergi. Teman - teman seangkatannya dulu tak lagi ada bersamanya. Ada yang mimpin yayasan, ada yang menjadi pembicara dalam kajian - kajian, pengurus di DPD. Sedang Rudi.. ya dia masih seperti yang dulu. Dan kini bergabung bersamanya dalam kelompok tarbiyah orang - orang muda, wajah - wajah baru yang masih sangat segar. Tanpa sadar kondisi ini memunculkan bakat baru bagi Rudi, Komentator. Ya.. Rudi mulai suka mengomentari setiap sepak terjang orang - orang disekitarnya. Tiba - tiba sepertinya ia berubah menjadi seoarang pengamat ulung, semua hendak dikritisi.

Itu adalah tema yang mencuat dalam diskusi dengan beberapa ummahat kemaren. Tema yang diambil dari tulisan pada sebuah edisi Majalah Saksi beberapa tahun yang lalu. Tarbiyah sering juga diterjemahkan dengan pendidikan. Sama halnya dengan dunia pendidikan. Menyedihkan kalo selama 10 tahun seoarang anak di kelas satuuuuuuuuu terus, gak naik - naik. Idealnya kan setahun kelas satu, tahun berikutnya kelas dua, tahun berikutnya� begitu terus. Berubah dan berkembang. Tapi mau bagaimana lagi, semuanya kembali kepada kondisi si anak. Gak mungkin ia akan digabung dengan kelas lima sedang pelajaran kelas satu aja belum jua dikuasai dengan benar walau sudah di ulang berulang kali.

Maka jangan mau jadi kopral macet!! Karena itu berarti kita berada diantara dua golongan termasuk orang yang merugi atau celaka. Rasulullah SAW menyatakan "Merugilah orang - orang yang hari ini sama dengan hari kemaren". Dalam arti tidak ada perubahan menjadi lebih baik, tidak berubah sama sekali, STAGNAN. Dan termasuk orang yang "celaka orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin". Alih - alih berubah menjadi lebih baik, bahkan yang ada menjadi lebih buruk� astaghfirullahal'adziemm. Semoga Allah SWT membimbing kita tuk menjadi lebih baik, selalu...

Maka jangan mau jadi kopral macet!! Karena itu juga berarti kegagalan kita tuk meniru para Sahabat RA. Para Sahabat RA nan mulia itu tidak akan berpindah dari satu ayat ke ayat yang lainnya dari Al-Qur'an sebelum mereka berhasil mengejewantahkannya dalam diri mereka. Begitupun tarbiyah, saat kita menjalani proses tarbiyah dengan materi yang diulang lagi - diulang lagi� maka bisa jadi dalam pandangan murabby kita belum berhasil mengejewantahkan ayat - ayat yang telah dikaji ke dalam diri kita. Sebab tarbiyah adalah proses membentuk pribadi - pribadi Islami, proses yang bertahap dan terus menerus tanpa pernah terputus. Saat satu langkah dalam proses belum berhasil maka tak kan sempurna jika dilanjutkan pada langkah berikutnya. Bukan sekedar transfer ilmu atau bahkan sekedar berkumpul tak menentu.

Maka jangan mau jadi kopral macet!! Sebab itu juga bisa menjadi indikasi kegagalan kita menjadi insan yang banyak memberikan manfaat bagi ummat. Semakin berhasil kita, semakin terbuka lebar peluang - peluang besar tuk berbuat sesuatu yang teramat berarti buat ummat. Semakin macet karir kita, maka semakin sempit pula peluang - peluang amal yang menjadi amanah kita. Walau nilai amal di sisi Allah tidak dipengaruhi oleh hal ini. Tapi bukankah sebaik - baik insan adalah yang banyak manfaatnya bagi ummat????

Wallahu'alam bishshowab. Semoga kita bisa menjadi lebih baik dari hari - keharinya. Amiin.

sumber : Ummu Yasmin (taken from : www.sidimpuan.tk)
8 PKS | DPD Kabupaten Bekasi : https://www.pks-kab-bekasi.org
Versi Online : https://www.pks-kab-bekasi.org/?pilih=lihattarbiyah&id;=61