8 PKS | DPD Kabupaten Bekasi
Rubrik : Tsaqafah
Islam dan Motivasi Kerja - Bagian 3 Habis
Jumat, 19 Mei 06 - by : Redaksi
PKS-Kab.Bekasi OnLine :

Motivator Kerja

Rasa mantap dan motif memperoleh keuntungan besar merupakan ciri khas motivator dalam masyarakat kapitalis. Kesamarataan kesempatan kerja dan pendapatan bagi setiap warga sehingga mereka merasa aman secara ekonomis merupakan hal yang diupayakan dalam sistem sosialis. Adapun Al-Qur'an, sejak lebih dari 1400 tahun silam telah menegaskan adanya jaminan rasa aman dalam hidup manusia dan kemuliaan bekerja.

Al-Qur'an menyatakan: "Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu". (QS. Adz-Dzariyat, 51:22).

"Dan tidak ada suatu makhluk (daabbah) pun di bumi, melainkan Allah lah yang menjamin rezekinya". (QS. Huud, 11:6).

"Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat mencari rezekinya sendiri, Allah lah yang memberi rezeki kepadanya dan juga kepadamu". (QS. Al-Ankabut, 29:60).

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak seorang pun makan makanan yang lebih baik daripada makanan yang dihasilkan dari hasil kerja tangannya sendiri". (HR. Bukhari).

"Seseorang yang terus menerus meminta-minta (memohon santunan) kepada orang lain, pada hari Kiamat nanti ia datang dengan wajah yang tidak berdaging secuilpun". (HR. Muttafaqun 'Alaihi).

"Apabila seseorang bekerja demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya maka itu (dinilai) fi sabilillah. Dan apabila seseorang bekerja untuk menghidupi kedua orang-tuanya yang sudah tua, maka itu (dinilai) fi sabilillah. Dan apabila ia bekerja untuk dirinya, agar dirinya terjaga kehormatannya, maka itu (dinilai) fi sabilillah". (QS. HR. Thabrani).

Masih banyak ayat dan hadits yang memotivasi manusia untuk menekuni pekerjaan agar hidupnya menjadi tenang dan aman. Dari itu pula manusia mampu bersikap positif, serius, tekun dalam bekerja dan yakin terhadap janji Sang Pemberi rezeki. Allah SWT berfirman: "Seandainya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, tentu Kami akan membuka baginya berkah-berkah dari langit dan bumi..." (QS. Al-A'raf, 7:96).

Menyandarkan rezeki kepada Allah bukanlah ajakan untuk bersikap fatalis dan berpangku tangan, melainkan merupakan ajakan untuk bekerja. Berpangku tangan bertentangan dengan hukum dan peraturan hidup manusia dan bertentangan dengan misi yang diemban manusia. Islam mengajak individu untuk mendayagunakan potensi yang dianugerahkan Allah kepadanya untuk bekerja dalam batas-batas kemampuan, tanpa menunggu pemerintah mengurus seluruh keperluannya. Islam mengajak manusia untuk bekerja secara bersungguh-sungguh melalui stimulasi yang sesuai dengan metode akhlak dan da'wah yang mengatur hubungan antara hamba dengan Allah.

Islam memuliakan seseorang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, dan memberkahinya. Yang dituntut dari seorang muslim dalam hal ini adalah tawazun (keseimbangan). Seimbang antara kerjanya untuk mencari ma'isyah dan amalnya untuk bekal kembali ke hadlirat Allah. Seimbang antara urusan dunia dan urusan akhirat. Seimbang antara tuntutan jasmani dan ruhaninya. Dunianya tidak melalaikan dari akhiratnya. Jasmaninya tidak melalaikan ruhaninya.

Allah SWT telah memberikan sifat shalih bagi hamba-hamba-Nya yang membiasakan ibadah di masjid-masjid, dengan firman-Nya: "Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk memuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, dan pada waktu pagi dan petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat, dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang di hari itu hati dan penglihatan akan menjadi goncang". (QS. An-Nur, 24:36-37).

Yang wajib dilakukan oleh orang yang bekerja adalah melaksanakan kerjanya dengan ihsan (berkualitas) dan itqan (profesional). Ihsan dalam bekerja itu termasuk kewajiban syar'i sebagaimana ihsan dalam beribadah. Sabda Rasulullah saw:

"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan atas segala sesuatu". (HR. Muslim).

"Sesungguhnya Allah mencintai seseorang diantara kamu yang apabila bekerja, ia lakukan dengan itqan". (HR. Baihaqi).

Wallahu a'lam bish-shawab.

Oleh : Ust.Syamsul Balda - Arsip Tim Kaderisasi
8 PKS | DPD Kabupaten Bekasi : https://www.pks-kab-bekasi.org
Versi Online : https://www.pks-kab-bekasi.org/?pilih=lihattarbiyah&id;=16