PKS-Kab.Bekasi OnLine : Bebagai peristiwa memberikan kabar gembira tentang kemenangan Partai Dakwah. Akan tetapi kabar gembira itu tidak akan terwujud dalam kenyataan, jika para aktivisnya tidak bekerja keras dan berkorban untuk meraihnya. Ibarat ikan yang bermunculan di permukaan air, tidak serta merta menjadi makanan lezat, kecuali setelah nelayan terjun ke air, menebar jala dan memunguti ikan yang tertangkap di jalanya.
Memang kita mempunyai keterbatasan sarana untuk meraih kemenangan, tetapi kita benar-benar menggunakan harta, fikiran, tenaga, waktu dan lainnya yang kita miliki secara maksimal, maka kekurangan kita akan disempurnakan oleh Allah SWT, sebagaimana pesan para ulama dakwah, "Bergeraklah, maka Allah SWT yang akan menggerakkan hati manusia." Berkorban tidak menunggu seseorang kaya, banyak waktu luang, kesehatan prima, atau ukuran-ukuran lainnya. Karena berkorban di jalan Allah SWT merupakan karakter orang yang bertaqwa.
" (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik waktu lapang maupun sempit " (QS.Ali Imran:134)
Inilah karakter yang menghiasi pribadi generasi sahabat. Mereka tidak pernah mempermasalahkan perbedaan status sosial diantara mereka, tetapi masing-masing mereka berpikir apa yang dapat dipersembahkan untuk perjuangan. Yang mempunyai harta banyak - berinfaq banyak, hing-orang munafik menuduhnya riya. Dan, yang mempunyai sedikit berkorban sesuai kesanggupannya, hingga kaum munafiqin mengejeknya bahwa Allah SWT tidak butuh yang sedikit.
Ketika kesiapan untuk berkorban sudah merata, maka kemenanganpun dianugerahkan oleh Allah SWT. Sebaliknya, ketika kebakhilan - baik harta, waktu, pikiran, tenaga atau lainnya, mulai menjangkirti suatu umat, maka secara bertahap umat itu membunuh dirinya sendiri.
" Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan ALlah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik " (Al-baqarah:195)
Abu Ayyub An-Anshari ra menyebutkan, "ayat ini diturunkan untuk kamikaum anshar, yaitu ketika Allah telah memberikan kemenangan kepada Nabi-Nya dan mengunggulkan agama-Nya. Kani saat itu berkata, 'Mari kita kembali pada urusan kekayaan kita dan kita perbaiki.' Maka Allah menurunkan ayat ini. Maka menjatuhkan diri dalam kebinasaan adalah konsentrasi pada perbaikan ekonomi dan meninggalkan jihad "
Karena itu, para ahli tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud menjatuhkan diri dalam kebinasaan adalah meninggalkan jihad dan infaq, karna alasan perbaikan ekonomi. Dan, hal ini dipertegas oleh isyarat kenabian tentang masa depan umat, bahwa mereka akan menjadi lemah dan musuh tidak merasa gentar menghadapi mereka, ketika penyakit "al-wahn, yaitu cinta dunia dan benci mati" telah merasuk jiwa mereka.
Cinta dunia adalah lambang kebakhilan berkorban dengan harta dan potensi dunia lainnya. Sedang benci mati adalah lambang kebahilan berkorban dengan jiwa.
Mengingat pentingnya pengorbanan di jalan Allah SWT, maka Imam Asy Syahid meletakkannya dalam salah satu rukun baiah, "Yang saya maksud dengan Al-Tadhiyyah adalah mengorbankan jiwa, waktu, kehidupan, dan segala-galanya demi mencapai tujuan. Tidak ada jihad (perjuangan) di dunia ini yang tidak disertai dengan pengorbanan. Dan pengorbanan dlaam rangka memperjuangkan fikrah kita tidaklah sia-sia, akan tetapi akan diganti dengan pahala yang tak tehingga dan balasan yang bagus. Barangsiapa yang tidak berkorban bersama kami, maka dia berdosa.
Imam Asy Syahid menggambarkan keseriusan ikhwan dalam berkorban, "Sesungguhnya dana ikhwan yang sedikit itu diambil dari belanja harian, penghematan atas kebutuhan primer dan kebutuhan rumah tangga serta anak-anak mereka. Mereka mendermakan semua itu dengan tulus dan bahagia. Sebagian mereka berharap mempunyai harta yang berlipat untuk diinfaqkan di jalan Allah. Ketika tidak mempunyai sesuatu yang dapat diinfaqkan, merekapun menitikkan air mata kesedihan. Alhamdulillah, harta yang sedikit dan keimanan yang besar ini menjadi bukti buat kaum yang lurus beribadah dan jalan sukses bagi aktivis sejati. Dan, sesungguhnya Allah yang menguasai segala hal akan memberkahi setiap satu keping uang ikhwan. "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shadaqah" (QS. Al-Baqarah:276), "Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang dilipat gandakan (pahalanya) " (QS.Ar-rum:39)
Saudaraku, tanda-tanda kemenangan dakwah yang terpampang jelas di pelataran bumi Indonesia saat ini boleh jadi tidak akan terulang di tahun-tahun berikutnya. Peluang kemenangan boleh jadi merupakan penentu kemenangan kita pada masa-masa berikutnya. Dan, peluang itu biasanya tidak mengetuk pintu dua kali. Karena itu, renungkan pesan Imam Hasan Al-Banna dalam risalahnya.
" Sesungguhnya masa akan melahirkan banyak peristiwa besar, berbagai peluang akan tersedia untuk amal-amal besar, dunia menunggu dakwah kalian yang membawa hidayah, kemenangan, serta kedamaian untuk membebaskan mereka dari penderitaan, dan sekarang adalah giliran kalian memimpin berbagai umat serta bangsa. Itulah hari-hari yang dipergilirkan diantar umat manuasi, dimana kalian mempunyai harapan kepada Allah sementara mereka tidak mempunyai harapan. Karena itu bersiap siagalah dan ber-amal-lah sekarang, sebab boleh jadi kalian tidak akan mampu beramal di hari esok "
Sumber : HRD TPPW PKS JABAR