PKS-Kab.Bekasi OnLine : Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menilai 10 media cetak tidak berimbang dalam memberitakan Pilkada di DKI Jakarta. Penilaian ini berdasar survei kedua yang dilakukan sejak 10 Juni hingga 4 Agustus.
Koordiantor Tim Peneliti AJI Jakarta, Ignatius Haryanto, menuturkan
pemantauan itu bertujuan untuk mengingatkan netralitas wartawan dalam
mengerjakan tugasnya.
10 media cetak yang dinilai tak berimbang itu adalah Suara Pembaruan, Indo Pos, Media Indonesia, Republika, Rakyat Merdeka, Kompas, Koran Tempo, Warta Kota, Pos Kota dan The Jakarta Post.
Ada kesan salah satu pasangan cagub dan cawagub diunggulkan. "Porsi pemberitaan 10 media ini lebih cenderung kepada pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto," tutur Ignatius dalam jumpa pers di sekretariat AJI, Jalan Kembang Raya Nomor 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Senin (6/8/2007).
Ada lima indikator yang digunakan AJI Jakarta untuk menarik kesimpulan itu. Yakni, penempatan berita, subjek foto, pemilihan isu, pemilihan nara sumber, dan tidak ada keberimbangan berita (cover bothsides).
Hasil temuan juga memaparkan, harian Suara Pembaruan kentara condong
terhadap pasangan Fauzi-Prijanto yang terlihat pada berita yang dimuat pada 3 Juli 2007 dengan judul "Adu Visi Para Kandidat". Penempatan
informasi mengenai Fauzi cenderung positif, sementara Adang disebut dengan kosa kata yang cenderung tidak mendukung.
Sementara terhadap Indo Pos, masih seputar indikasi keberpihakan, foto
kandidat seringkali muncul sendirian. Selain itu masih rendahnya daya kritis
wartawan koran ini berhadapan dengan klaim-klaim sepihak para kandidat,
terutama mengenai program kerja dan kampanye.
Untuk Kompas, meski secara umum cukup netral dan berimbang, namun
beberapa kali media ini lalai meminta konfirmasi. Contohnya artikel yang
dimuat 30 Juli 2007 dengan judul "Fauzi Ingin Menang Terhormat, Adang
Temui Warga Miskin". Koran ini tidak melakukan konfirmasi kepada tim
sukses Adang Daradjatun yang dituding kubu lawannya melakukan sabotase. (jri)
Sumber : Aris Boy - Okezone